Site blog
Anyone in the world
Di sebuah kampung yang ramai dengan suara anak-anak bermain, hiduplah seorang bocah kecil bernama Beni. Usianya baru delapan tahun, tubuhnya kurus dan mungil, tapi semangatnya luar biasa. Di kampung itu, ada seorang anak bernama Ucup, yang sering berbuat onar. Ucup dikenal sebagai anak yang suka mengejek teman-temannya dan terkadang membuat mereka menangis.
Suatu hari, ketika Beni sedang asyik bermain kelereng di halaman, Ucup datang mendekat. Tanpa alasan jelas, Ucup mulai mengejek Beni dengan menyebutnya "anak kecil tak berguna." Ucup mengambil kelereng milik Beni dan melemparkannya jauh ke semak-semak. Melihat perlakuan Ucup, Beni merasa sangat marah dan kesal. Namun, dia mencoba bersabar dan meminta dengan sopan agar Ucup mengembalikan kelerengnya.
"Ucup, kembalikan kelerengku. Aku cuma ingin main dengan tenang," kata Beni.
Namun, bukannya mengembalikan, Ucup justru menantang Beni, "Kalau berani, ambil sendiri! Atau kamu mau berkelahi denganku?"
Beni terdiam sejenak, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Dia tahu bahwa Ucup lebih besar dan kuat, tetapi kali ini harga dirinya dipertaruhkan. Tanpa banyak bicara lagi, Beni maju dan berusaha mengambil kembali kelerengnya yang ada di tangan Ucup. Tetapi Ucup mendorongnya hingga Beni jatuh tersungkur ke tanah.
Semua anak yang sedang bermain di sekitar mereka berhenti dan memperhatikan. Mereka tidak percaya bahwa Beni, yang tubuhnya kecil itu, benar-benar mencoba melawan Ucup. Namun, Beni tidak menyerah. Dia bangkit kembali, kali ini dengan tekad yang lebih besar.
Beni melancarkan serangan dengan cara yang sederhana: dia menarik baju Ucup agar terganggu gerakannya, lalu dengan cepat merebut kembali kelerengnya dari tangan Ucup. Ucup terkejut dengan keberanian Beni dan tidak menyangka anak sekecil itu punya keberanian untuk melawan. Marah, Ucup berusaha memukul Beni, tetapi Beni menghindar dan tetap mempertahankan kelerengnya.
Pada saat itu, Pak RT yang kebetulan lewat, menghentikan mereka berdua. “Hei, apa yang kalian lakukan?! Kenapa berkelahi?” tanyanya dengan nada tegas.
Beni dan Ucup berhenti seketika. Dengan napas terengah-engah, Beni menjawab, “Ucup mengambil kelerengku dan mengejekku, Pak. Aku hanya ingin mengambilnya kembali.”
Pak RT menatap Ucup yang tertunduk malu. “Ucup, tidak baik mengambil barang orang lain dan mengejek temanmu. Kamu harus belajar menghargai orang lain, terutama yang lebih muda atau lebih kecil darimu,” kata Pak RT.
Dengan rasa bersalah, Ucup meminta maaf kepada Beni. “Maaf, Ben. Aku cuma bercanda, tapi ternyata kelewatan,” ucap Ucup dengan suara pelan. Beni menerima permintaan maaf itu dengan senyum.
Sejak kejadian itu, Ucup tidak lagi suka mengejek teman-temannya. Dia justru menjadi lebih dekat dengan Beni, dan mereka sering bermain bersama. Beni mengajarkan Ucup untuk bermain kelereng, dan Ucup pun mengajarkan Beni beberapa permainan baru. Mereka menjadi sahabat yang saling menjaga satu sama lain, dan kampung itu pun menjadi tempat yang lebih damai untuk semua anak bermain.
Begitulah, meskipun Beni kecil dan mungil, hatinya besar dan keberaniannya telah mengubah seorang Ucup yang dulu nakal menjadi teman yang baik.
[ Modified: Wednesday, 16 October 2024, 5:17 PM ]